Rabu, 24 Desember 2014

Tabob ikon pariwisata namun terancam punah

Jika anda ingin berkunjung ke Maluku Tenggara pastikan anda mengetahui salah satu jenis penyu yaitu Tabob (sebutan untuk penyu belimbing) yang sudah dijadikan ikon pariwisata. Tabob sering bermigrasi ke Kepulauan Kei antara bulan februari hingga oktober karena pada bulan-bulan tersebut banyak terdapat ubur-ubur disekitar perairan Maluku Tenggara. Sejak menetas dari telurnya, tukik-tukik yang beratnya kurang lebih 200 gram ini akan menghabiskan waktu yang panjang mengarungi samudera selama 2 – 3 tahun sebelum kembali untuk bertelur lagi di Kepulauan Kei. Sekembalinya dari perjalanan panjang, bobot tabob bisa mencapai 600 kg. Bisa dibayangkan betapa besarnya hewan langka ini. Diketahui dari data transmitter yang dipasang oleh lembaga WWF di beberapa ekor tabob, ternyata hewan ini bermigrasi di beberapa daerah di kawasan pasifik hingga Monterey Bay atau di kawasan pantai barat Amerika Serikat. Dengan jarak migrasi yang cukup jauh, tabob sering sekali ditangkap oleh nelayan tradisional maupun ikut tertangkap oleh kapal-kapal ikan pencari tuna. Hanya ada dua tempat yang masih menyimpan stok tabob di Samudera Pasifik, yaitu di Pasifik Utara termasuk di pantai-pantai Meksiko, Nikaragua, Costa Rica dan di Pasifik Barat yakni di pantai-pantai Kepulauan Solomon, Vanuatu, Malaysia , Maluku Tenggara dan Papua termasuk Papua Nugini. Sebelumnya di Maluku Tenggara tabob sering diburu dan diambil dagingnya untuk keperluan ritual adat. Namun karena sudah jarang ditemukan keberadaan hewan ini, beberapa desa misalnya di Desa Ohoiren, perburuan tabob justru sudah tidak lagi di lakukan masyarakat sejak tahun 2009 alasannya untuk menjaga populasinya agar tetap ada hingga anak cucu. Kini warga Maluku Tenggara sudah sadar kalau populasi tabob adalah satwa langka di Maluku Tenggara kian berkurang, oleh karena itu mereka bekerjasama dengan lembaga WWF dan Pemerintah setempat untuk mensosialisasikan pentingnya konservasi tabob. (Ferdinand J. - molucious@gmail.com) - See more at: http://www.mondeck.net/2014/05/satwa-langka-di-maluku-tenggara.html#sthash.3v2CKKxT.dpuf

0 komentar:

Posting Komentar